Rabu, 02 Januari 2019

Catatan Ki Aas #6

https://www.pexels.com/photo/ocean-wave-splashing-on-dock-1683492/

Bismillaah,,
Lombok yang belum selesai merehabilitasi daerahnya pasca gempa, kini dikejutkan kembali dengan gempa di Sulawesi Tengah di daerah Donggala dan Palu.
Untuk itu secara pribadi mengucapkan ikut berduka cita dan bersimpati atas gempa yang disertai tsunami di daerah tersebut.

إنا لله وإنا إليه راجعون
اللهم أجرهم في مصيبتهم وأخلف لهم خيرا منها

" Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah mereka pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagi mereka dengan yang lebih baik daripadanya.."
Terutama saudara-saudara muslim di sana semoga bisa bersabar, sebab bila bersabar maka tentu ada rahasia dan hikmah yang Allah siapkan untuk anda.
Berkaitan dengan mushibah, bagi seorang mukmin yang sabar meyakini bahwa dibalik mushibah ada pahala dan janji Allah yang disediakan baginya.

Firman Allah:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ (١٥٥) الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَالُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ (١٥٦) اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (١٥٧)
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. Al-Baqarah [2]: 155 - 157)


Dalam sebuah hadits yang bersumber kepada Sayyidah Ummu Salamah radliyallāhu 'anhā:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ _ صحيح مسلم
Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya).' melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih baik." Ummu Salamah berkata; Ketika Abu Salamah telah meninggal, maka saya pun membaca sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Allah pun menggantikannya untukku dengan yang lebih baik darinya yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. (Shahih Muslim)
Pada bagian ini saya postingkan kembali beberapa renungan saat terjadi berbagai mushibah dari beberapa postingan sebelumnya..

Sahabatku, dibalik mushibah ada pahala, dan sekaligus dibalik mushibah menuntut kita untuk evaluasi.

Mushibah gempa apalagi disertai tsunami yang terjadi memberi isyarat dan bentuk penyadaran di antaranya adalah gempa merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah, ia pun memang gejala alam biasa sebagai efek dari pergeseran kulit bumi, atau aktivitas vulkanik, atau karena terjadi runtuhan. Tetapi bagi orang beriman hal itu bukan hanya fenomena alam saja, karena di balik segala kejadian pasti mengandung hikmah, nasehat, dan peringatan.

Bisa jadi gempa merupakan sebuah teguran kepada manusia yang sudah banyak melanggar perintah Allah, berbuat maksiat, dan lemahnya pengamalan agama yang hakiki agar kembali mengikuti apa yang dititahkan Allah kepadanya. Bukan hanya kepada penduduk di daerah gempa juga kepada seluruh manusia yang melihatnya. Barangkali yang lainnya hanya menunggu datangnya mushibah sejenis atau mungkin lebih dahsyat.
Semoga Allah menyelamatkan umat Nabi Muhammad s.a.w. dari segala fitnah.
Jika kita memperhatikan di pulau Jawa saja betapa banyak musibah: banjir bandang; banjir; longsor; kebakaran; puting beliung; wabah penyakit; kecelakaan, dan sebagainya.. betapa menyedihkan. Belum di berbagai daerah: musibah gempa bumi; kebakaran hutan; letusan gunung dan sebagainya.

Jika ditafakkuri, saat mencoba berdialog dengan alam, alam yang ada di sekitar kita seakan tuli untuk mendengarkan keluhan, bahkan seolah tak peduli, ia ungkapkan kemarahan kepada penduduk di muka bumi tanpa ragu.
Seolah dia berkata," Wahai manusia, jangan salahkan aku. Tapi, salahkan dirimu dan orang-orang sebelummu yang begitu seenaknya lukai aku, yang tidak menjaga amanahku, yang selalu mengatasnamakan aku dalam meraih tujuan jahatnya.. aku telah cukup bersabar, maka jangan salahkan aku kalau aku marah.."

"Wahai manusia, kebanyakan dari kalian berbuat kerusakan di atas muka bumi. Aku hanya akan tunduk kepada Allah SWT Yang menyuruh aku untuk dijaga oleh kalian, dan Yang menyuruh kalian untuk menjagaku.., kalian telah berbuat kerusakan dengan menebarkan kesyirikan kepada Rabb kita, kalian telah menumpahkan darah di atas kulitku, dan kalian pun tidak benar-benar menjadi pewaris di muka bumi dan berperan seperti khalifah fil ardh.. Ketahuilah, jika hawa nafsu kalian kobarkan demi merusakku, maka kemarahanku tidak terkira yang tidak akan aku timpakan kemarahanku kepada yang berdosa saja di antara kalian, bahkan para kekasih Tuhan pun bisa terkena getahnya.. Kalian selalu mempelajari kitab suci, tapi perbuatan kalian jauh dari maksud kitab suci.."

"Wahai manusia, jangan salahkan aku tapi salahkan dirimu.. Memang kita tercipta bukan untuk abadi, tapi jangan biarkan aku rusak dengan ulahmu sendiri"

"Wahai manusia, ketika aku seperti ini, maka benarlah firman Rabb kita, karena siapa dan karena apa aku tersakiti hingga aku marah.. Wahai para Ulama dan Umara janganlah kalian berselisih prinsip karena akhirnya umat dan aku yang akan rusak."

"Wahai orang beriman, ketahuilah aku melakukan ini karena perintah Tuhan kita. Ma'afkan bila sebagian kalian terkena getahnya.. maka mumpung aku belum benar-benar dihancurkan segeralah kembali kepada Allah, segeralah bertaubat, dan jika bisa jadilah seseorang yang menjaga aku dengan cara yang diizinkan oleh Sang Pencipta.. jangan hanya terpaku diam, serta pasrah seolah memang kiamat sudah di depan mata."

Kira-kira alam bicara seperti itu, tapi hanya Allah Yang mengetahui hakikatnya. Memang hampir-hampir tanda kehancuran alam datang satu per satu.. hingga kiamat yang telah ditetapkan Allah benar-benar terjadi. Berbuatlah atas ajaran agama yang telah dititahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, walaupun kita hanya bisa melaksanakan secara minimal bila dibanding para pendahulu kita, pada zaman Nabi s.a.w., para shahabatnya, dan Tabi'in serta para pengikut mereka yang setia.

Bahkan banyaknya gempa merupakan tanda kiamat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ صحيح البخاري

Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian." (Shahih al Bukhari)

Saya melihat dalam lafaz hadits banyaknya gempa muncul setelah hilangnya ilmu. Hilangnya ilmu bisa diinterpretasikan sebagai hilangnya penghargaan terhadap ilmu dan ulama sehingga pada masa tersebut bukan berarti tidak ada sama sekali tetapi eksistensi ilmu dan ulama menjadi tidak penting bagi generasi di saat itu. Padahal tanpa keduanya panji Islam menjadi kurang berkibar. Generasi saat itu telah merasa cerdas dalam menggunakan akalnya dan lupa kepada ilmu dan ulama pendahulunya.

Ilmu dan Ulama yang tersisa di zaman ini hendaklah dirawat sebaik-baiknya jangan disia-siakan apalagi dihinakan dengan mengutamakan dunia dan akal semata. Karena ketika semakin banyak para ulama wafat, maka semakin banyak pula ilmu yang hilang. Pada diri seorang ulama, "Ilmu yang ada padanya lebih luas daripada yang ia sampaikan dan ia tuliskan."

Kini, kemuliaan ilmu terasa berkurang ditandai dengan lemahnya amal yang nampak dalam kehidupan. Pemuliaan terhadap ulama pun melemah tetapi sayang banyak manusia yang merasa lebih hebat dari mereka.

Sahabatku, ketika para ulama yang menjadi "paku" bagi bumi ini banyak yang wafat maka kerusakan alam pun bisa dirasakan termasuk banyaknya gempa. Oleh karena itu dalamilah ilmunya para ulama, dan amalkanlah karena dunia ini menjadi aman dan tegak karena adanya ilmu ulama.

Saya berharap gempa-gempa kecil selama ini bukan pertanda adanya gempa besar yang akan terjadi. Apalagi menjadi gempa yang merupakan aktualisasi 'adzab Allah atas kedurjanaan kebanyakan manusia saat ini.

Dan saya berharap gempa-gempa kecil ini menjadi motivasi bagi manusia untuk beriman, berilmu, beramal, berdzikir, dan bertaubat secara ikhlas. 

Juga saya mengingatkan pentingnya mendirikan shalat yang lima waktu dan istighfar. Keduanya adalah perisai dan penyelamat dari adzab Allah. Serta memperbanyak bacaan لا إله إلّا اللّه dan shalawat.

Kemudian, sikap berjama'ah harus selalu dijunjung tinggi. Beda ormas, beda aliran, beda madzhab, beda pemahaman dalam furu'iyah, dan lain-lain jangan menjadikan hal ini sebagai sumber "tafarruq", perpecahan. Tidak perlu kubu-kubuan, karena sebenarnya yang menggembor-gembor masalah kubu-kubuan sebenarnya menyenangi perpecahan.
Allah dan Rasul-Nya tidak meridhai perpecahan.. wal 'iyaadzu billaah
Untuk itu, marilah kita berusaha sekuat tenaga 

Sahabatku, dalam musnad Imam Ahmad diriwayatkan:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ فِي زَمَانٍ عُلَمَاؤُهُ كَثِيرٌ وَخُطَبَاؤُهُ قَلِيلٌ مَنْ تَرَكَ فِيهِ عُشَيْرَ مَا يَعْلَمُ هَوَى أَوْ قَالَ هَلَكَ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَقِلُّ عُلَمَاؤُهُ وَيَكْثُرُ خُطَبَاؤُهُ مَنْ تَمَسَّكَ فِيهِ بِعُشَيْرِ مَا يَعْلَمُ نَجَا

"Dari Abu Dzar, bahwa Nabi Shallalahu 'Alaihi Wasallam bersabda: 'Kalian berada di suatu zaman yang para ulamanya banyak dan para penceramahnya sedikit, barangsiapa meninggalkan sepersepuluh apa yang ia ketahui maka celaka , atau dalam riwayat lain, 'dia akan binasa. Dan akan datang suatu masa kepada manusia yang ulamanya sedikit dan para penceramahnya banyak, barangsiapa berpegang dengan sepersepuluh apa yang diketahui maka ia selamat."

Sahabatku, semua ini hanya bahan renungan kita.. semoga bisa mengambil i'tibar..
Wahai Para Ulama, kami sangat membutuhkan ilmu dan do'amu... Semoga Allah membalas kebaikan demi terselematkannya umat Nabi Muhammad s.a.w.
Juga, marilah kita tingkatkan kepedulian dan solidaritas sosial terutama kepada mereka yang ditimpa mushibah..
اللهم أكرم هذه الأمة المحمدية بجميل عوائدك فى الدارين إكراما لمن جعلته من أمته صلى الله عليه وسلم
اللهم اغفر لأمة سيدنا محمد اللهم ارحم أمة سيدنا محمد اللهم استر أمة سيدنا محمد اللهم اجبر أمة سيدنا محمد اللهم أصلح أمة سيدنا محمد اللهم عاف أمة سيدنا محمد اللهم احفظ أمة سيدنا محمد اللهم ارحم أمة سيدنا محمد رحمة عامة يا رب العالمين اللهم اغفر لأمة سيدنا محمد مغفرة عامة يا رب العالمين اللهم فرج عن أمة سيدنا محمد فرجا عاجلا يا رب العالمين
وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Aammiin
Walhamdu lillaah
#a2zakhoel_alMukhlashi
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Bijaklah Dalam Berkomentar!