Apakah kesuksesan itu? Menurutku, kesuksesan itu tidak bisa dijelaskan oleh 1 orang, karena pendapat orang lain akan makna kesuksesan pasti berbeda. Belum lagi apakah kesuksesan itu dihitung dari apa yang didapat atau apa yang diinginkan?
Apakah kesuksesan ditentukan oleh sarjananya. Tetapi, banyak orang berpikiran sukses itu harus seorang sarjana. Atau sarjana adalah orang sukses.
Oke...! Kita coba contoh saja secara logika. Ada anak bernama Budi, Budi bersekolah dari Paud lalu ke SD, dari SD, Budi masuk SMP, setelah SMP lalu ke SMA. Lulus SMA, di sini ada 2 pilihan apakah Budi bekerja atau kuliah. Kita bicara sarjana, berarti Budi kuliah.
Setelah menjalani kuliah selama 4 tahun, Budi lulus dan jadi Sarjana. Pertanyaannya di sini. Suksesnya di mana hayooo... Kita sering berpikir dan berandai-andai berlebihan bahkan kadang kita seperti Tuhan, memikirkan hal-hal yang belum terjadi ke depannya. Semisal tadi, kita lanjutkan. Setelah Budi lulus dan menjadi sarjana, apakah Budi sudah sukses, jawabannya IYA, Budi sukses mendapatkan gelar sarjananya, tapi apakah Budi sudah mendapatkan kesuksesan yang lainnya? Sepertinya belum, jika hanya sebatas mendapatkan gelar sarjana memang sudah sukses, lah di sinilah mulai perbedaannya. Sukses sendiri tidak dibatasi apapun, bisa seperti sukses mengerjakan soal, sukses mendapatkan nilai bagus, atau sukses menempuh sekolah.
Pada masyarakat kita khususnya Indonesia, rata-rata orang berpikiran orang sukses itu pendidikannya tinggi, kerjanya jelas, dan berpenghasilan besar. Jika dilihat sepintas, memang benar itu termasuk sukses.
Topik kali ini membahas tentang sarjana tidak menjamin kesuksesan, mungkin tulisan atau judul seperti ini pasti banyak dikecam dikalangan mahasiswa sendiri. Tetapi, kita berpikir positif saja, tidak usah berpikiran yang tidak-tidak. Oh.. Iya.. batasan kesuksesan untuk kali ini saya batasi tentang Kaya dan Harta. Biar tidak panjang lebar.
Dari prolog diatas, siapa sih yang tidak ingin jadi seorang sarjana, apalagi orang tua pasti bangga anaknya menyandang gelar sarjana. Kita banyak mendengar kalimat, "Enak ya.. jadi sarjana, bisa kerja di perusahaan ternama dengan gaji yang besar pula. Punya gaji besar bisa jadi orang kaya juga." pasti kita sering mendengarnya di lingkungan sekitar kita.
Namun, kenyataan pahit mulai dilihat di era global ini, banyak pengangguran yang malah rata-rata adalah pemilik gelar sarjana. Apa penyebabnya? Hal ini memang karena lapangan kerja yang mulai menipis dan terkadang para sarjana tidak memiliki ketrampilan yang memadai. Apalagi mindset para sarjana sekarang hanya berpikiran jadi orang kaya atau jadi pegawai dengan gaji besar.
Pada akhirnya, sarjana yang setelah lulus bingung mau ngapain, rata-rata memilih menjadi seorang wirausaha. Kenapa wirausaha? Karena wirausaha lebih terjamin dan dapat membuka lapangan kerja.
Pertanyaan muncul lagi setelah ini, "Kenapa kuliah ngabisin duit aja, toh akhirnya jadi pedagang, apa gunanya kuliah selama 4 tahun." Sebenarnya simple jawaban untuk pertanyaan ini. Cukup dijawab, "Kuliah untuk mencari ilmu bukan untuk mencari kerja."
Kembali ke topik, apakah Sarjana menjamin sukses? Ya tergantung sih. Banyak juga sarjana yang sukses, ada yang menjadi dokter, menteri, presiden dan lain-lain. Jika kita berpikir cerdas, kita hanya perlu kerja keras dan pantang menyerah, tetapi jika dikaitkan dengan agama, kita harus ingat bahwa seorang sarjana pun tidak akan bisa sukses dengan baik jika tidak mengingat Sang Pencipta.
Saya sebagai penulis pun melihat, di zaman sekarang sebenarnya bukan gelar pendidikan yang dibutuhkan, saya tidak menyebarkan faham jangan kuliah loh, saya juga mahasiswa tapi mohon dibaca pendapat saya. Di zaman ini ketrampilan dan keuletan serta rasa pantang menyerah yang lebih diutamakan dibanding gelar pendidikan. Di beberapa instansi dan perusahaan akan merekrut pegawai dengan ketrampilan dan keuletan yang dimiliki, para instansi dan perusahaan melihat gelar itu nomor sekian, berbeda lagi kalo ada instansi dan perusahaan nakal. Dalam artian nakal, ketika ada lowongan kerja, para instansi dan perusahaan akan melelang pekerjaan, jadi meskipun sarjana atau tidak, punya ketrampilan atau tidak, yang penting BAYAR. Pasti diterima.
Tapi, janganlah berputus asa, Tuhan melihat kita, saya sebagai menulis hanya bisa berpesan jalani hidup sesuai tatanan Yang Kuasa. Yang kuliah atau tidak yakinlah pasti diberi kesuksesan tersendiri oleh Sang Pencipta. Sekian dari saya, maaf apabila kalimatnya belepotan. Harap maklum.
Oleh : M Suffi Bayu K
0 Comments:
Posting Komentar
Bijaklah Dalam Berkomentar!