Rabu, 02 Januari 2019

Catatan Ki Aas #1 SEKELUMIT TENTANG MENCINTAI AHLUL BAIT (KELUARGA) NABI

https://www.pexels.com/photo/boat-clouds-cloudy-fog-611328/

A
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Mohon dibaca bahasan sampai tuntas agar tidak ada kesalahfahaman atau abaikan saja! 😊🙏🏻

SEKELUMIT TENTANG MENCINTAI AHLUL BAIT (KELUARGA) NABI *)
Dalam aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, mencintai, menghormati, dan memuliakan keluarga Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam sudah final.
Siapakah Ahlul Bait itu? Para Ulama memberikan batasan-batasan dan terjadi perbedaan pendapat:
√ Ahlul Kisā ( Sayyidina Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam, lalu Sādātinā Ali bin Abi Thalib, Fathimah az Zahra, Hasan, dan Husen radliyallāhu 'anhum)
Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang disebut Hadits al Kisā sebagai berikut:
«اللهم هؤلاء أهل بيتي» أحمد بن حنبل في " المسند ٦/٢٩٢
"Ya Allah, mereka adalah ahlu baitku."
√ Para isteri Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam saja. Lihat Jāmi'ul Bayān Juz 22 hal. 7
√ Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam saja, lihat as Shawā'iqul Muhriqah hal. 141
√ Bani Hasyim saja selain yang perempuan, lihat Fathul Qadir Juz 4 Hal. 280
√ Siapa pun yang bersambung kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam dengan sebab ahli agamanya atau dengan nasab kekerabatannya. Lihat al Mawāhib al Laduniyyah Juz 3 halaman 127
√ Para isteri Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam dan seluruh Bani Hasyim yang haram menerima zakat/sedekah. Lihat at Tas-hīl li 'ulūm al Tanzīl Juz 3 hal. 137
√ Terdapat Ulama yang mengkategorikan Ahlul Bait Rasul shallallāhu 'alaihi wa sallam, sebagai berikut:
~ Anak laki-laki dan perempuan Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam
~ Ummahātul Mukminīn (para isteri Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam)
~ Seluruh Bani Hasyim dan yang masih hidup hingga sekarang, yaitu:
* Keluarga Sayyid Abbas, al Harits, dan Abu Lahab putra Abdil Muththalib
* Keluarga Sadatina Aqil, Ali, dan Ja'far putra Abi Thalib,
√ Imam asy Syafi'i menjadikan Bani Hasyim dan Bani Muththalib sebagai ahlul bait bersandar kepada Hadits:
إنما بنو المطلب وبنو هاشم شيء واحد _ رواه البخاري
"Sesungguhnya Bani al Muththalib dan Bani Hasyim adalah satu (sama saja)."
√ Sebagian Ulama mengatakan bahwa ahlul bait adalah Suku Quraisy, swbagian lagi mengatakan ahlul bait Nabi itu orang-orang yang bertakwa, dan sebagian mengatakan adalah seluruh Umat Nabi Muhammad saja.
√ Ada yang membatasi hanya keturunan Sayyidah Fathimah dari Sayyidina al Hasan dan al Husen, dan ada yang hanya mengkhususkan keturan Sayyidina Husen saja. Dan ini lebih banyak dipegang oleh aliran Syi'ah.

Kedudukan ahlul bait:
Kedudukan ahlul bait dimuliakan sehingga sebagian ahlussunnah wal jama'ah, termasuk sebagian madzhab Syafi'i yang mewajibkan dalam tasyahhud akhir membaca setelah shalawat kepada Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam juga keoada keluarga Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam, seperti dalam shalawat Ibrahimiyyah berikut:
«اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد».

Sehingga mencintai dan menyayangi mereka dihukumi wajib berdasarkan al Qur'an:
Allah Ta'ala berfirman:
ذٰلِكَ الَّذِيْ يُبَشِّرُ اللّٰهُ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۗ قُلْ لَّاۤ اَسْئَـــلُـكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰى ۗ وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا حُسْنًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
"Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad), AKU TIDAK MEMINTA KEPADAMU SESUATU IMBALAN PUN ATAS SERUANKU KECUALI KASIH SAYANG DALAM KEKELUARGAAN. Dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri." (Q.S. Asy-Syura [42]: 23)
Dalil lainnya banyak sekali hadits, khabar, atau atsar baik yang berderajat shahih, hasan, maupun dla'if.

Dalam hal ini, sekali lagi mencintai ahlul bait adalah bagian dari ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah, sehingga bila mengatakan bahwa bila kita menyebutkan mencintai ahlul bait (dalam pengertian beragam di atas) maka jangan lantas divonis Syi'ah, sebuah kesalahan besar. Karena bila ditelusuri Imam Ibnu Taimiyyah, Ibnu Utsaimin, Abdullah bin Baz dan al Albani serta yang lain-lain pun menjelaskan kedudukan ahlul bait dan keharusan menghormatinya, silakan saja cek sendiri. Dan yang tidak diperbolehkan adalah al ghuluw " الغلو ", fanatik buta dan kultus berlebihan. Dalam hal ini mungkin sahabat saya dari Syi'ah mohon tidak tersinggung, karena memang antara kita terdapat konsep yang sangat tampak berbedanya.

Dalam Shahīh al Bukhari ditakhrijkan:
أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ
ارْقُبُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ _ صحيح البخاري
"Peliharalah hubungan dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan cara menjaga hubungan dengan ahli bait beliau".
Sahabatku, mengenai hadits ini, dalam Fathul Bārī:
قوله : ( حدثنا خالد ) هو ابن الحارث

Khalid yang tertulis dalam sanad hadits adalah Ibn al Hārits.
قوله : ( ارقبوا محمدا في أهل بيته ) يخاطب بذلك الناس ويوصيهم به ، والمراقبة للشيء المحافظة عليه ، يقول : احفظوه فيهم فلا تؤذوهم ولا تسيئوا إليهم .
Sayyidina Abu Bakar radliyallāhu 'anhu mengucapkan hal itu seraya berkhutbah seraya berwashiyat di hadapan masyarakat, memelihara terhadap sesuatu maksudnya menjaganya, ia berkata: 'Jagalah tentangnya, janganlah menyakiti dan menjelekkannya."
Dikatakan bahwa jumlah riwayat tentang ini mencapai 15 riwayat

Dalam Shahih al Bukhari pada Manaqib Kerabat Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam dan Manqabah Fatimah binti Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam
Juga disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fathul Bārī Syarh Shahih al Bukhari, Kitab Fadlāil as Shahābah (Keutamaan Sahabat), Bab Manaqib Kerabat Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam danManqabah Fatimah binti Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam dengan penjelasan cukup panjang.
Juga dalam shahih al Bukhari Kitab Fadlāil as Shahābah, Bab Manaqib al Hasan dan al Husen dari jalur Yahya bin Mu'in.

Juga dimuat dalam Tafsir Ibnu Katsir Juz 7 hal. 202, tafsir Surah asy Syūrā pada Firman Allah:
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ ۚ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ
"Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Kuat, Maha Perkasa."
(Q.S. Asy-Syura [42]: 19)

Juga oleh al Qadli 'Iyadl:
( - الشفا بتعريف حقوق المصطفى - القسم الثاني فيما يجب على الأنام من حقوقه (ص) -
الباب الثالث في تعظيم أمره ووجوب توقيره وبره -
الفصل الخامس بر آله وذريته وأمهات المؤمنين -)

Pada al Syifā bi Ta'rīfi Huqūq al Mushthafā Juz 2 halaman 407, bagian ke dua tentang Perkara yang Wajib kepada Manusia dari Hak-hak Nabi. Bab ke tiga tentang Memuliakan Perkaranya dan Kewajiban Menghormati dan Berbuat Baik Kepadanya, Fashal ke Lima Berbuat Baik kepada Keluarga, Dzurriyyah, dan Ummahāt al Mukminīn (Isteri-isteri Nabi).
Juga dalam Tafsir ad Durrul Mantsūr Fī Tafsīril Ma'tsūr Juz 6 halaman 7 diriwayatkan seperti itu.

Imam al Baihaqi dalam Syu'abul Īmān pada Fasal Shalat pada bagian Hadits ditambah lafadz يا أيها الناس
وروينا عن إبن عمر ، عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه : أنه قال : يا أيها الناس ، ‏إرقبوا محمداًً صلى الله عليه وسلم في أهل بيته.
Juga oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf Juz 7 halaman 507 dengan lafadz seperti Imam al Baihaqi.

Tersebut juga dalam Riyādlus Shālihīn halaman 212 juga dalam kitab al Majmu'
وعن إبن عمر رضي الله عنهما ، عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه موقوفاًً عليه : أنه قال : ‏إرقبوا محمداًًصلى الله عليه وسلم في أهل بيته ، رواه البخاري ، معنى إرقبوه : راعوه وإحترموه وأكرموه ، والله أعلم.
Dan dari sumber lainnya seperti at Thabari dan yang lainnya. Dan kebanyakan mengambil dari Hadits al Bukhari.

Sahabatku, diriwayatkan pula hadits dari Sayyidina Ali radliyallāhu 'anhu:
عن علي رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : أدبوا أولادكم على ثلاث خصال : حُب نبيكم ، وحب أهل بيته ، وقراءة القرآن ، فإن حملة القرآن في ظل الله يوم لا ظل إلا ظله مع أنبيائه وأصفيائه _ أورده السيوطي في الجامع الصغير ص ٢٥
Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Didiklah anakmu tiga perkara: (1) Mencintai Nabimu; (2) Mencintai ahl baitnya, dan (3) Membaca al Qur'an, karena para pembawa al Qur'an ada dalam perlindungan Allah pada hari tiada perlindungan kecuali perlindungannya beserta para NabiNya dan para pilihanNya."

Tersebut pula dalam sebuah hadits,
خيركم خيركم لأهلي من بعدي
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluargaku sepeninggalku."
Hadits tersebut terdapat sekitar 9 riwayat, di antaranya oleh al Haitsami dalam al Majma' az Zawāid IX/174,

وعن أبي هريرة قال :‏ قال رسول الله (ص) :‏ ‏خيركم خيركم لأهلي من بعدي ‏‏‏، قال أبو خيثمة ‏:‏ الناس يقولون‏ :‏ ‏‏لأهله‏‏‏ ، وقال هذا‏:‏ ‏‏لأهلي‏‏‏ ، رواه أبو يعلي ورجاله ثقات.‏
Juga oleh Imam al Hakim dalam al Mustadrak, Kitab Ma'rifatus Shahābah
حدثنا : أبو عبد الله محمد بن يعقوب الحافظ ، ثنا : إبراهيم بن عبد الله ، ثنا : قريش بن أنس ، عن محمد بن عمرو عن أبي سلمة ، عن أبي هريرة قال : قال رسول الله (ص) : خيركم خيركم لأهلي من بعدى ، فحدثني محمد بن عمرو عن أبي سلمة بن عبد الرحمن : أن أباه أوصى لأمهات المؤمنين بحديقة بيعت بعده بأربعين الف دينار ، هذا حديث صحيح على شرط مسلم ولم يخرجاه ، وله شاهد صحيح على شرط الشيخين.
(Al Hakim mengatakan): telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad bin Ya'qub al Hafidz, dari Ibrahim bin Abdullah, dari Quraisy bin Anas, dari Muhammad bin Amr dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam:
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada keluargaku sepeninggalku."

Lalu Muhammad bin Amr telah bercerita kepadaku dari Abi Salamah bin Abdirrahman bahwa ayahnya telah berwashiat sebuah taman kebun bagi Ummahātul Mukminīn yang telah dibelinya seharga 40.000 dinar. Hadits ini shahih berdasar Syarth Shahih Muslim tetapi tidak mentakhrijkan keduanya, dan atasnya ada syāhid shahih sesuai syarat Syaikhan.

Hadits di atas diriwayatkan pula oleh Abu Nu'aim dalam kitab أخبار إصبهان bab al 'Ain, Juga dalam Musnad Abi Ya'la dalam Bab Musnad Abu Hurairah.
Para shahabat terbukti menciumi dan memuliakan washiyyat Rasul tersebut.
Imam al Munawi dalam al Faidl al Qadir Syarh Jāmi'us Shaghīr:
خيركم خيركم لأهلي من بعدي ، أي خيركم أيها الصحب خيركم لأهلي زوجاتي وأقاربي وعيالي : من بعد وفاتي ، وقد قبل أكثر الصحابة وصيته فقابلوهم بالإكرام والإحترام وعمل البعض بضد ذلك فآذوهم وأهانوهم ( ك ، عن أبي هريرة ) ، ورواه أيضاً أبو يعلي وأبو نعيم والديلمي ورجاله ثقات ، ولكن شذ راويه بقوله لأهلي والكل ، إنما قالوه لأهله ، ذكره إبن أبي خيثمة _ فيض القدير شرح الجامع الصغير - الجزء : ٣ الصفحة : ٦٦٢

Dan lain-lain periwayat, seperti al Khathib al Baghdadi, dalam Tarikh Baghdad VII/286
Demikian dan masih banyak sumber sebenarnya.
Oleh karena itu, bila perspektif ahlul bait adalah keturunan Sayyidah Fathimah dan Sayyidina Ali dari Sayyidina Hasan dan Husein, kami pun dengan tegas bisa mengatakan bahwa kami mencintai keluarga Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam.

Bisa dilihat dari shalawat yang dibaca, qashidah yang dibaca, tawassul yang dibaca dan lain-lain, artinya mencintai keluarga Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam tak perlu dipertanyakan lagi.
Misalnya, kami mencintai Wali Songo karena 7 dari 9 mereka adalah Ahlul Bait:
1. Sayyid Maulana Malik Ibrahim, adalah keturunan mulia dari para Sādāh, beliau adalah putra Zainal Alam Barakat bin Jamaluddin Husain Akbar bin Ahmad Jalal Syah bin Abdullah Khan bin Abdul Malik (datuk keluarga Adzamat Khan) bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidullah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali al 'Uraidli bin Ja'far ash Shādiq bin Muhammad al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husen bin Ali bin Abi Thalib, dan Husen bin Sayyidah Fathimah az Zahra binti Sayyidina wa Maulana Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam.
2. Kangjeng Sunan Ampel, Ahmad Rahmatullah adalah putra Ibrahim Zain al Akbar bin Jamaluddin Husein Akbar dan seterusnya sampai Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam.
3. Kangjeng Sunan Giri, Muhammad Ainul Yaqin adalah putra Maulana Ishaq bin Ibrahim Zain al Akbar dan seterusnya sampai Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam
4. Kangjeng Sunan Bonang, Maulana Makhdum Ibrahim putra Kangjeng Sunan Ampel
5. Kangjeng Sunan Drajat, Hasyim adalah putra Kangjeng Sunan Ampel
6. Kangjeng Sunan Kudus, Ja'far Shadiq adalah putra Kangjeng Sunan Ampel
7. Kangjeng Sunan Gunung Jati, Syekh Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah bin Ali Nurul Alam bin Jamaluddin Akbar al Husen dan seterusnya sampai Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam. Dan ternyata Sultan Babullah Ternate adalah saudara dari Kangjeng Sunan Gunung Jati.

Dari Wali Songo itu ada dua saja yang disinyalir bukan dari ahlul bait, yaitu Kangjeng Sunan Kalijogo dan Kangjeng Sunan Muria. Tetapi kecintaan tidak berkurang karena selain sebagai Wali Allah mereka adalah Ulama besar di masanya, dan kita tahu hukum mencintai Para Ulama yang Shalih.

Juga para Ulama yang sezaman atau setelahnya seperti Sunan Lamongan dan Sunan Demak adalah putra Kangjeng Sunan Ampel, kemudian Syekh Siti Jenar (Syekh Abdul Jalil) dan lain-lainnya yang tidak mungkin ditulis semuanya merupakan ahlul bait, dengan demikian sungguh kami mencintai mereka, rahimahumullāh wa nafa'anā bi 'ulūmihim wa karamātihim.

Lalu kepada generasi berikutnya dari keturunan mereka atau Bani Alawiyyin berikutnya insyāAllah semoga selalu bisa mencintai, tanpa membeda-bedakan. Kalau boleh iqtibas, ketika kita menyatakan keimanan terhadap para Rasul, maka:
لا نفرق بين أحد من رسله
Maka kepada ahlul bait:
لا نفرق بين أحد من أهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم
Kecintaan yang tidak dibatasi oleh bendera, pilihan politik, ormas, atau partai. Kecuali kepada yang dipandang menyimpang dari ajaran para datuknya, secara dzatiyyah tetaplah menghormati sebagai dzurriyyah dan terhadap perbuatan adalah tawaqquf karena bisa jadi karena keterbatasan dan kelemahan diri ini saja.

Sahabatku, tentunya memiliki nasab mulia seperti itu wajiblah disyukuri dengan mensyukuri kemuliaan para datuknya. Karena ternyata ancaman luar biasa seandainya tidak bisa menjaga nama baik dan kehormatan terutama dalam menjalankan al Qur'an dan Sunnah Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam.
Dalam sebuah Hadits:
سبعة لعنتهم وكل نبي مجاب : الزائد في كتاب الله، والمكذب بقدر الله، والمستحل حرمة الله، والمستحل من عترتي ما حرم الله، والتارك لسنتي، والمستأثر بالفيء، والمتجبر بسلطانه ليعز من أذل الله ويذل من أعز الله
الراوي: عمرو بن سعواء اليافعي المحدث: السيوطي - المصدر: الجامع الصغير - خلاصة حكم المحدث: حسن
" Ada tujuh golongan yang aku melaknat atas mereka dan setiap Nabi memiliki suatu do'a yang mustajab:
√ Orang yang menambah-nambah Kitabullāh
√ Orang yang mendustakan ketentuan Allah
√ Orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah
√ 'ITRAHKU (ANAK CUCUKU) YANG MENGHALALKAN SESUATU YANG DIHARAMKAN ALLAH
√ Orang yang meninggalkan as Sunnah
√ Orang yang serakah tethadap harta Fay-i
√ Orangvyang tirani dalam kekuasaan agar ia memuliakan orang yang menghinakan Allah dan menghinakan orang yang memuliakan Allah.
(al Jāmi'us Shaghīr)

Dalam riwayat lain 6 golongan, tetapi intinya sama, perhatikan tiga sumber berikut:
- حدثنا : أبو محمد عبد الله بن جعفر بن درستويه الفارسي ، ثنا : يعقوب بن سفيان الفارسي ، وحدثنا : أبو بكر بن إسحاق الفقيه ، ثنا : الحسن بن علي بن زياد قالا : ، ثنا : إسحاق بن محمد الفروي ، ثنا : عبد الرحمن بن أبي الموال القرشي ، وأخبرني محمد : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ستة لعنتهم لعنهم الله وكل بني مجاب المكذب بقدر الله ، والزائد في كتاب الله ، والمتسلط بالجبروت يذل من أعز الله ويعز من أذل الله ، والمستحل لحرم الله ، والمستحل من عترتي ما حرم الله ، والتارك لسنتي ، قد إحتج البخاري بعبد الرحمن بن أبي الموال ، وهذا حديث صحيح الإسناد ، ولا أعرف له علة ، ولم يخرجاه _ المستدرك للحاكم اانيسابوري - ج ١ ص ٣٦، رقم الحديث ١٠٢
عن عائشة قال النبي صلى الله عليه وسلم: ستة لعنتهم وكل نبي مجاب الزائد في كتاب الله والمكذب بقدر الله والمستحل لمحارم الله والمستحل من عترتي ما حرم الله وتارك السنة _ مجمع الزوائد للهيثمي ج ٧ ص ٢٠٨ خلاصة حكم المحدث: رجاله ثقات
ستة لعنهم الله وكل نبي مجاب الدعوة : الزائد في كتاب الله عز وجل ، والمكذب بقدر الله والمتسلط على أمتي بالجبروت ليذل من أعزه الله ويعز من أذله الله ، والمستحل حرمة الله ، والمستحل من عترتي ما حرم الله ، والتارك لسنتي _ الزواجر للهيتمي ج ١ ص ٩٩
Seyogyanya hadits di atas bisa menyadarkan kita, dari jenis-jenis orang yang dilaknat oleh Allah dan Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam.

Dalam hadits lain Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam dengan sabdanya:
إِنَّ أَهْلَ بَيْتِي هٰؤُلاَءِ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي وَلَيْسَ كَذَلِكَ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ الْمُتَّقُوْنَ مَنْ كَانُوْا وَحَيْثُ كَانُوْا _ رواه الطبراني وابن حبان في صحيحه
“Sesungguhnya Ahlul Bait mereka memandang bahwasanya mereka adalah orang yang paling dekat denganku, maka PERKARANYA TIDAKLAH DEMIKIAN, sesungguhnya para WALI-WALIKU dari kalian adalah ORANG-ORANG YANG BERTAKWA, SIAPAPUN MEREKA dan di DIMANAPUN MEREKA”

Hadits-hadits dan riwayat di atas jangan dipertentangkan karena pada dasarnya Dzurriyyah Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam adalah keturunan yang mulia adapun seandainya ada kekeliruan bertawaqquf saja dan diserahkan saja segalanya kepada Allah dan RasulNya.

Bagaimana hukumnya mengaku-ngaku Habaib (ahlul bait)? Jawabannya adalah HARAM.
حديث واثلة بن الأَسقع رضي الله عنه يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( إنَّ مِن أعظَمِ الفِرى أن يَدَّعيَ الرَّجلُ إلى غير أبيه، أو يُري عينَه ما لَم تَرَ، أو يقولَ على رسول الله صلى الله عليه وسلم ما لَم يقل ))، ومعنى الفِرى: الكذب، وقوله: (( أو يُري عينَه ما لَم تَرَ ))، أي: في المنام _ صحيح البخاري
"Sesungguhnya termasuk dosa terbesar adalah seseorang mengaku ayah kepada selain ayahnya, atau mengatakan melihat suatu mimpi padahal tidak melihatnya, atau mengatakan sesuatu atas nama Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam padahal Beliau tidak pernah bersabda hal itu."
Apakah ada sangsi bagi yang mengaku-ngaku sebagai keturunan Ahlul Bait padahal bukan?
وقد ذكر القاضي عياض أنه روي عن مالك فيمن انتسب إلى بيت النبي صلى الله عليه وسلم أنه يضرب ضرباً وجيعاً، ويشهر ، ويحبس طويلاً حتى تظهر توبته لأنه استخفاف بحق الرسول صلى الله عليه وسلم _ الشفاء ٢ / ١١١٣

Imam Qadli 'Iyadl telah menuturkan bahwa telah diriwayatkan dari Imam Malik kepada orang yang mengaku bernasab kepada ahlul bait Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam agar diberi pukulan yang menyakitkan, diarak, dan di penjarakan dalam waktu lama sampai tampak pertobatannya. Karena dia telah menghinakan Hak Rasul shallallāhu 'alaihi wa sallam"

SIAPAKAH YANG BERHAK MEMUTUSKAN HUKUMAN? Dalam hal ini qadli atau hakim di pengadilan yang memberikan keputusan.
Sementara di negeri kita belum didengar adanya hukum positif seperti itu masalah mengaku orang tua yang bukan orang tuanya atau keturunan yang bukan keturunannya. Maka, jika terjadi hal seperti itu, sebaiknya masuk pada fasal pencemaran nama baik. Atau dilakukan sesuai hukum yang berlaku jika ada. Dan apabila dilakukan dengan cara main hakim sendiri, dengan kekerasan, maka bisa jadi keadaan berbalik dengan tuntutan fasal penganiayaan.
=====

Simpulan:
SEMOGA KITA BISA MENCINTAI KELUARGA NABI DENGAN BERBAGAI PERSPEKTIF TANPA MELIHAT BENDERA, ORMAS, PARTAI, NEGARA DAN ATRIBUT. Karena mereka tidak berada di satu golongan saja tetapi berada di banyak golongan.
MOHON MA'AF apabila terdapat sesuatu yang kurang pas, jika ada kekeliruan, semoga Allah mengampuni segala kekeliruan diri saya yang dla'if ini.. Aamiin
Semoga bermanfaat!
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والحمد لله رب العالمين
*) Dari berbagai sumber

#a2zakhoel_alMukhlashi
Malangbong Garut, Dini Hari 22 Desember 2018
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Bijaklah Dalam Berkomentar!